Skip to main content

Kenapa mau jadi volunteer di FMT 2015?

Berawal dari japrian temen yang minta bantuan untuk FMT 2016. Jadi inget setahun yang lalu jadi volunteer disana.
Di Jogja sendiri, banyak banget sebenernya lowongan volunteer. Concernnya kebanyakan budaya/ seni sama pendidikan. Bisa via program UKM kampus, komunitas tertentu atau suatu entitas. Dan yes, ini semua bisa masuk CV. Volunteer pada dasarnya sih engga dapet keuntungan secara material. But let me assure you, some of it bahkan sangat menguntungkan karena ga cuma pengalaman dan link yang kita dapet, tapi juga makan dan tempat nginap hahahah.
                Jadi it began when I read the tweet of open recruitment of volunteer Forum Musik Tembi 2015. I have no idea ini festival bakal ngapain dan konsepnya gimana, but fortune favors the bold, right? Aku diterima, setelah isi formulir dan diwawancarai keroyokan sama 3 orang hahaha.
                Ini event seni pertamaku, jadi ketemu cowo rambut gondrong sana sini dan guyonan yang satir abis itu hal baru ye. Volunteer di field yang ga kamu kuasai itu ngebantu banget buat belajar how to adapt. Oiya, briefing koordinasi biasanya dilakuin malam hari dan ada suguhan gorengannya hahahah (tetep mental anak kost, tapi jangan sampe bawa nasi anget ya). Oiya di rumah budaya tembi ada angkringannya kok. Dan mi gorengnya enaaaaaaakkk.
                Okay, balik fokus on what’s my responsibility there. Aku keterima di divisi pasar FMT. Jadi ini adalah divisi yang koordinasi stand-stand yang ada waktu acara. Kita juga tanggungjawab cari pengisi stand, ada yang makanan kecil, accessories, alat musik, case gitar, sampe sablon kaos. Ngebagiin jatah makan mereka juga iya, 1 stand dapet 2 kotak makan malam. Ada biaya buat buka stand, dan berbeda-beda sesuai lokasinya, tapi kalau dipikir itu Cuma ganti biaya konsumsi aja loh.
                Festival musik tembi ini selain ngumpulin musisi musik tradisi dari seluruh Indonesia, juga bikin hiburan buat warga sekitar. Kita juga ada workshop, waktu tahun ku kita buat workshop bikin alat musik dari tanah, yang mimpin hanyaterra. Kita ngundang juga Sadhar Jazz. Ini acara buat semua kalangan.
                Konsumsi? Oh jangan tanya, aku tugas disana sore sampe larut, itu bisa ditawarin makan berat 3 kali, sore-malam-malam banget. Belum lagi cemilan-cemilan dari sponsor dan pengisi stand. Buat istirahat, panitia (termasuk volunteer) disediain tempat sendiri-yang-lagi-lagi-aku-lupa-namanya. Tempatnya di atas, kayak hall kecil gitu, AC, tidurnya pake kasur lipet dan bantal empuk hahaha. Comfy abis, apalagi kalau uda capek.
                Selain divisi pasar, banyak banget divisi lainnya. Ada LO, ada perkap, ada artistik, ada dokumentasi dll. Selain hiburan, FMT ini juga offer pengetahuan kok, ada diskusi ada workshop. Oiya, FMT ini salah satu upaya city branding loh, karena selain tempatnya di Tembi dimana banyak juga disinggahin turis, juga karena emang ini event tahunan.
                Yang paling ngangenin? Anak-anaknya! Wahahahah....Semua ngerasa saling di back-up dan disupport. Ga ada senioritas (apa karena emang banyak yang uda senior ya? Wakak). Semua paham dan ngerti bagian masing-masing. Mau belajar, itu sih yang penting. Masih rame? MASIH!! Grup WhatsApp masih rame. Walau belum pernah ikut kumpul lagi, tapi beberapa dari kami masih sering cari sunrise dan sunset bareng.
                Yang paling berkesan? Waktu dengerin hip-hop pake bahasa jawa kromo dan lagunya soal ibu. Bzzzzzztttttt.....bukan lirik dan perpaduan yang umum, tapi akrab gitu di telinga. Oiya, buat orang yang sama sekali ga punya bakat seni dan pengetahuan tentang seni, bisa tanya-tanya tuh soal event management yang musik tradisi.

                Intinya, yang bisa jadi temen mu bukan cuma yang di kelas atau yang satu kampus, Jogja ga sesempit itu! GO OUT!! Awalnya pasti jaim ya hahaha...that’s okay, toh itu proses. Kadang kita harus memastikan tanahnya padat sebelum berpijak bukan? Happy volunteering J    

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Kreasi dan Konsumsi

Bagaimana kita mencerna berpengaruh terhadap kualitas aksi yang kita lakukan. Apa yang menjadi asupan kita bertindak sebagai bahan bakar semangat. Dan kapan aksi yang kita lakukan menjadi gambaran bagaimana hidup akan berjalan.

Scene 2

                Dia paham disana ada semua yang dicarinya. Disapukannya jemari lentik berwarna nude itu ke antara buku-buku yang disampul plastik rapi. Entah, hari ini dia berakhir tertegun di rak huruf S. Dipandanginya barisan buku itu tanpa ampun. Bukan dia hendak memilih, bukan, dia hanya memastikan tidak ada yang terbalik penempatannya.

On Piece of Believing

As much as I like to have faith in Islam, a piece of belief can never reflect me as a whole. To believe isn’t necessarily represent the beliefs itself. And to believe can never ever tells us what’s wrong with the beliefs. But as a conscious and rational human being, we have to proceed with a given acceptable method (or invent one). To know what’s wrong is to know thyself.

Review Menulis

Terhitung awal Maret, ketekunan menulis di portal ini yang dimulai semenjak Agustus 2015 sedikit terganggu. Sebagai gantinya, bulan ini akan ada banyak tambahan tulisan dari bulan lalu. Sedikit kealpaan di dunia maya penulisan selalu jadi justifikasi paling masuk akal karena beragam tuntutan tanggungan yang menggunung. Tapi untuk membiasakan budaya tidak gampang pamrih dan konsisten, tulisan ini hadir.

Wanita dan Peranannya

Pagi itu kelas keakhwatan di pesantrenku kosong karena ustadzah yang mengampu berhalangan hadir. Jadilah pemandu kami menugaskan kami untuk menulis tentang peran perempuan secara umum. Here's my answer.