Skip to main content

50 things to remember from 2015

                19 tahun, satu hal yang aku paham harus aku lakukan sering-sering adalah melakukan sesuatu untuk pertama kalinya. 

Karena merasa kecil, baru, lelah, kikuk, mual, sakit, mati rasa dan jengkel akan membuat kita “hidup”. Berikut beberapa informasi yang aku himpun dari memori tahun 2015 ku yang menyeruak ga keruan tengah malam :
1.       Jika merasa ada yang salah, berhenti sejenak
Jika merasa ada sesuatu yang kurang, introspeksi
2.       Cari dan dapatkan ilmu yang kau mau. Lebih seru lagi kalau bikin target ilmu apa aja yang mau kamu pelajari dalam kurun waktu tertentu. Misal gaya hidup hijau, kau bisa mengikuti diskusi dan kegiatan lapangan yang diadakan komunitas peduli lingkungan.
3.       Be kind. Even your enemy loves it.
4.       Tetep datang tepat waktu walau semua orang datang terlambat, karena kita tak pernah tahu apa yang Tuhan telah persiapkan di masa penantian kita kan?
5.       Jadilah pengamat perkataan yang baik. Pengamat, bukan penganut.
6.       Bikin daftar tempat yang harus kau kunjungi. Ajak teman yang berbeda di setiap tempat baru.
7.       Durinya tak akan lepas jika kau meronta.
8.       Kalau kau punya teman yang mau diajak menempuh 44km kehujanan tanpa mantel dan bersedia dorong motor, tawarkan bantuanmu kapanpun tanpa ia minta
9.       Iyakan ajakan kakak tingkatmu untuk ikut debate competition walau kau sebenarnya muak. Kau diajak untuk meneguk ilmu dengan cara baru dan mempersiapkan perjalananmu selanjutnya.
10.   Tidak semua orang yang kau tahu namanya ingat namamu. Wajahmu yang katanya pasaran pun tak akan membantu. Ingatkan dia dengan tingkah konyolmu, it works, always.
11.   Jalan 2km dengan heels tak akan menyiksa kalau kau terbiasa.
12.   Berkendara malam ke dataran tinggi tanpa jaket itu ide buruk.
13.   Kejadian mati lampu saat makan di warung ketan bisa membuat semua orang seketika menyanyikan lagu “happy birthday” tanpa ada satupun yang ulang tahun disitu
14.   Melek lebih lama di setiap malam terakhir perjalananmu.
15.   Salah satu penghambat proses belajar adalah rasa malu.
16.   Di suatu kesempatan akan ada kenalanmu yang mengajukan diri sebagai pemimpin, namun dalam prakteknya, kaulah yang bekerja. Ikhlaskan.
17.   Saat ada dua anak memperebutkanmu untuk mengajari mereka berhitung dan mengerjakan soal PPKN, dahulukan yang berhitung.
18.   Bersurat akan membuatmu merasa lebih muda. Cari teman yang selisih umurnya jauh di bawahmu atau di atasmu.
19.   Post card bisa menjadi pembatas buku yang bagus.
20.   Temannya temanmu adalah temanmu juga. Tak usah kikuk.
21.   Saat mencoba sesuatu untuk pertama kali, perlu keyakinan untuk 2 hal yaitu untuk mencoba dan untuk siap menang.
22.   Apa yang tak pernah kau bicarakan akan selamanya menjadi ketakutanmu
23.   Menunggu 13 jam di bandara akan membuatmu terbiasa dengan fasilitas bandara yang kurang memadai.
24.   Sebaiknya kau tidak tertidur saat rapat.
25.   Sembunyikan usahamu.
26.   Orang yang pertama kali kau sapa di grup dan rapat, terkadang menjadi teman baikmu
27.   Menulis aksara Jawa di daun lontar itu lebih seperti mengukir di kayu lunak.
28.   Jangan menempelkan 2 hal jika permukaan keduanya belum bersih
29.   Stage manager amatir itu spot jantung tiap menit
30.   Makan mi langsung dari panci tidak akan membuatmu jadi orang Korea
31.   Kunjungi temanmu di luar kota! Luar pulau lebih baik! Luar negeri apalagi! Sambung silaturahim
32.   Sebelum di lepas, sebaiknya tukik diberi nama, jadi pada saat ia menyongsong ombak, kita bisa memberinya semangat dengan memanggil namanya
33.   Reflek yang baik itu perlu dilatih, kadang bahkan harus berkorban jidat dan pagar kandang bebek orang lain
34.   Pin CBIS, resi pembayaran, dan cap dibalik KTM sebaiknya diurus secepatnya.
35.   Acara makan malam bisa berubah menjadi mencekam, mengharukan, dan romantis tergantung topik apa yang kau bicarakan untuk sobremesa
36.   Telusuri pasar beringharjo! Disana ada bau dupa, ada bau ikan asin, ada bau jambu biji, dan ada bau pewarna batik.
37.   Rumah pak dukuh itu ibarat tempat kumpul 24 jam.
38.   Apa yang kau rapal berulang-ulang itu lah yang kau percaya.
39.   Dosen senior mungkin kolot, tapi beliau punya cerita yang tak bisa kau beli.
40.   Tak ada rugi nya kau belajar sendiri disaat yang lain belum dan tidak peduli sebelum masa ujian datang
41.   Salah menggambar tata letak duduk perjamuan resmi tak akan membuatmu gagal di tengah semester.
42.   Gempa tak akan terasa jika kau sedang berada di elevator.
43.   Kulitmu yang lecet karena mencuci akan terganti dengan yang baru
44.   Bahkan gabus bekas bisa menjadi hadiah ulang tahun paling berkesan
45.   Kelebihan produksi nastar itu berbanding lurus dengan niat anak kos untuk membawanya pulang
46.   Sering-sering makan buah. Pup tengah malam itu ga enak
47.   Kasih waktu buat jalan bareng sama sepupu. You never know how excited it can be
48.   Di Bali, ngucir es nya bukan pake karet gelang tapi tali rafia
49.   Sebenarnya tol di atas laut itu hanya bagus saat dilihat dari udara
50.   Perencanaan yang jelas dan niat yang baik akan mengantarmu pada pencapaian terbaik 

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Kreasi dan Konsumsi

Bagaimana kita mencerna berpengaruh terhadap kualitas aksi yang kita lakukan. Apa yang menjadi asupan kita bertindak sebagai bahan bakar semangat. Dan kapan aksi yang kita lakukan menjadi gambaran bagaimana hidup akan berjalan.

Scene 2

                Dia paham disana ada semua yang dicarinya. Disapukannya jemari lentik berwarna nude itu ke antara buku-buku yang disampul plastik rapi. Entah, hari ini dia berakhir tertegun di rak huruf S. Dipandanginya barisan buku itu tanpa ampun. Bukan dia hendak memilih, bukan, dia hanya memastikan tidak ada yang terbalik penempatannya.

Pilot: The Beginning of The End

Have you ever think for once that life is short? Even though it's the longest we ever experience Or the more time we have, the more time there is to waste? As counter intuitive as it sounds, if life lasted forever we might never get around to asking someone out on a date, writing a journal, or traveling around the world, because there will always be tomorrow.

On Piece of Believing

As much as I like to have faith in Islam, a piece of belief can never reflect me as a whole. To believe isn’t necessarily represent the beliefs itself. And to believe can never ever tells us what’s wrong with the beliefs. But as a conscious and rational human being, we have to proceed with a given acceptable method (or invent one). To know what’s wrong is to know thyself.

Review Menulis

Terhitung awal Maret, ketekunan menulis di portal ini yang dimulai semenjak Agustus 2015 sedikit terganggu. Sebagai gantinya, bulan ini akan ada banyak tambahan tulisan dari bulan lalu. Sedikit kealpaan di dunia maya penulisan selalu jadi justifikasi paling masuk akal karena beragam tuntutan tanggungan yang menggunung. Tapi untuk membiasakan budaya tidak gampang pamrih dan konsisten, tulisan ini hadir.