Skip to main content

Dear, Dinnar Nabila in her new adventure...

Congratulation!

Aku tak tahu bagaimana harus memberi selamat pada diriku sendiri, tapi yang aku tau pasti, kebahagiaanku untukmu. Selamat menjadi ibu! Tulis surat balasan untukku, dirimu versi 19 tahun yang mulai gamang memasuki semester tua nya. Beritahu aku, bagaimana rasanya menyamai detak jantung kecil itu, bagaimana rasanya saat kau mengulang-ulangi cerita menakjubkan itu, dan bagaimana ketakutanmu yang baru.
Berbahagialah karena salah satu ketakutanmu tidak terbukti. Satu achievement unlocked, satu agenda di worth-to-fight-for list tercoret. Sekali lagi, selamat.

Berterima kasihlah kepada Sang Sutradara Agung. Berterima kasihlah kepada semua pribadi yang membuat dan menemanimu berproses. Yang ada di dalam dan luar ruangan ini, yang akan datang ke rumahmu, yang katanya mengirim doa, yang katanya turut berbahagia.

Untuk Dinnar Nabila yang baru saja mengemban tanggung jawab baru,
Jadilah ibu yang penyabar, seluruh proses di hidupmu telah membawamu kepada titik ini, dan sabar itu tidak ada batasnya. Ingatlah saat kau juga kesal dulu sering dimarahi karena kesalahan kecilmu. Tersenyum lah ikhlas dan katakan bagaimana yang seharusnya.

Jadilah ibu yang lembut, dirimu yang sekarang sedang berusaha untuk tidak menggunakan kata-kata berdenotasi negatif seperti “tidak” dan “jangan”. Dirimu yang sekarang tak ingin mendidik anaknya sebagai pendendam. Dirimu yang sekarang juga masih bersusah payah untuk tidak mengumpat.

Jadilah ibu yang tegas, dirimu yang sekarang masih berusaha keras untuk disiplin dan konsisten dalam hal apapun. Didik anakmu untuk paham siapa Tuhan nya dan tanggung jawabnya pada diri sendiri.

Peluk anakmu sering-sering! Katakan bahwa kau mencintainya. Dirimu yang sekarang tak ingin berubah menjadi kau yang dingin dan enggan mengalah. Minta maaf padanya jika kau salah. Kau tidak ingin mendidiknya menjadi arogan.

Merindulah pada anakmu, katakan terima kasih atas tangisannya, karena dirimu yang sekarang sedang menerka-nerka bagaimana rasanya kelimpungan bangun tengah malam atau panik karena banyak hal pertama kali yang terjadi begitu mendadak.

Beli album untuk anakmu. Kau harus koleksi fotonya, setiap perubahan garis wajahnya, setiap senyum atau rengekannya. Saat dalam box atau gendongan. Karena dirimu yang sekarang bahagia karena ia punya hal yang sama.

Kau akan menghukum dirimu sendiri jika menggunakan nada tinggi. Dengan alasan apapun. Kau dulu takut jika dibentak bukan? Jangan. Jangan buat anakmu takut padamu. Jangan buat anakmu takut hanya karena melihat mimik mu atau bentakanmu.

Jangan mengancam anakmu. Berilah dia alasan logis. Belikan dia buku ensiklopedia. Sediakan rak buku besar dan atur buku bacaannya sesuai umur dan tinggi rak nya.

Ajari dia bersyukur. Jika dirimu yang sekarang masih sering alpha untuk mengatakan alhamdulillah, jangan biarkan kebiasaan burukmu masih terbawa sampai esok. Banyak-banyak bersyukur tak akan mengurangi nikmatmu. Ingat, yang belajar bukan hanya anakmu, tapi juga dirimu.

Agaknya barusan bukan nasihat yang biasa kau dengar, tapi inilah catatan kecil dari dirimu yang sekarang masih melakoni peran sebagai anak. Kau akan mendapat berjuta nasihat dari orang lain, katanya ini berdasar pengalaman, atau katanya ini memang ini dari sananya.
Jangan lupa, kau akan selamanya menjadi anak. Anak dari kedua pelaut mulia yang mau bersusah payah dan berpeluh, yang merintih kesakitan untuk tetap menjaga layar tetap terkembang. Pindah kapal tidak akan menghapus apa-apa yang telah mereka beri padamu, Din.

Berterima kasihlah kepada nahkoda yang kau tumpangi kapalnya selama 23 tahun. Yang membiarkanmu meminta ini itu, memberantakan ini itu, membuat kegaduhan dalam kapalnya. Nahkoda itu sekarang sudah tua. Berterima kasihlah tentang semua pengetahuan atas hidup dan penjagaannya.

Berterima kasihlah kepada kelasi tingkat satu paling cantik itu. Yang selalu menemanimu saat mabuk laut, memberimu makanan terbaik dari dapur, dan membantumu memahami karakter samudera. Berterima kasihlah atas pelajaran untuk sabar, iklhas dan syukur nya.

Surat ini, yang ditulis di dek belakang kapalmu yang lama, akan membuatmu sadar bahwa walaupun daratan belum terlihat, kau tak perlu risau, karena kau selalu membawa rumahmu kemana saja kau berada.

Dinnar Nabila yang sedang bersyukur,
Aku harap kapalmu yang sekarang akan sampai pada tujuan kalian. Jaga baik-baik anggota kecil kalian. Tingkahnya mungkin rada menyebalkan, tapi percayalah kau dulu juga begitu. Selamat berjuang dan jangan lupa berbahagia.

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Kreasi dan Konsumsi

Bagaimana kita mencerna berpengaruh terhadap kualitas aksi yang kita lakukan. Apa yang menjadi asupan kita bertindak sebagai bahan bakar semangat. Dan kapan aksi yang kita lakukan menjadi gambaran bagaimana hidup akan berjalan.

Scene 2

                Dia paham disana ada semua yang dicarinya. Disapukannya jemari lentik berwarna nude itu ke antara buku-buku yang disampul plastik rapi. Entah, hari ini dia berakhir tertegun di rak huruf S. Dipandanginya barisan buku itu tanpa ampun. Bukan dia hendak memilih, bukan, dia hanya memastikan tidak ada yang terbalik penempatannya.

On Piece of Believing

As much as I like to have faith in Islam, a piece of belief can never reflect me as a whole. To believe isn’t necessarily represent the beliefs itself. And to believe can never ever tells us what’s wrong with the beliefs. But as a conscious and rational human being, we have to proceed with a given acceptable method (or invent one). To know what’s wrong is to know thyself.

Review Menulis

Terhitung awal Maret, ketekunan menulis di portal ini yang dimulai semenjak Agustus 2015 sedikit terganggu. Sebagai gantinya, bulan ini akan ada banyak tambahan tulisan dari bulan lalu. Sedikit kealpaan di dunia maya penulisan selalu jadi justifikasi paling masuk akal karena beragam tuntutan tanggungan yang menggunung. Tapi untuk membiasakan budaya tidak gampang pamrih dan konsisten, tulisan ini hadir.

Wanita dan Peranannya

Pagi itu kelas keakhwatan di pesantrenku kosong karena ustadzah yang mengampu berhalangan hadir. Jadilah pemandu kami menugaskan kami untuk menulis tentang peran perempuan secara umum. Here's my answer.