Skip to main content

7 things to do every semester

                Kenapa bikin list ini? Karena sebentar lagi aku akan memasuki yang dinamakan semester tua. Aku harus mulai terbiasa dengan pertanyaan gimana KKN, gimana magang, dan kapan ujian proposal skripsi. Proses. Tampaknya orang-orang ini lupa bahwa proses itu sudah kulakukan dari semester satu, saat harus siap jam 6 pagi karena UPN ada pelajaran olahraga.
                Alasan lainnya adalah karena aku baru saja membaca postingan tentang apa saja yang harus dilakukan setahun sekali. Daftar nya lucu, kebanyakan untuk merayakan hidup dengan bersyukur. Alasan tambahannya adalah, aku prihatin dengan mereka yang jenuh dan merasa tak ada pilihan lain selain tetap mengembangkan dirinya dengan kegiatan di dalam kampus.

Buat 3 Lingkaran Baru
                Yang dimaksud lingkaran disini adalah lingkungan. Banyak yang bisa ditempuh, ikut kursus bahasa asing, ikut kursus menulis esai, ikut komunitas yang kegiatannya tak pernah kau lakukan sebelumnya, volunteer di berbagai event, atau bahkan dengan spontan ikut kegiatan yang diperuntukkan untuk umum seperti kemah pekan musik di pantai, melepas tukik atau menanam bakau.
                Kenapa 3? Aku suka angka itu ahahaha. Bukan bukan, angka 3 disini adalah rerata dari pengalamanku sendiri tiap semester. Dan menurutku, untuk tetap menjaga fokus di lingkaran yang baru ini, jangka waktu 4 bulan dengan 3 lingkaran baru sudah optimal.

Buat playlist dari lagu lama
                Kalau sedang rajin-rajinnya bahkan aku akan membuat playlist baru setiap minggunya. Tapi apalah daya, sering aku berpikir sepertinya aku terlalu sering berada di luar daripada di “dalam”. Maksudku, bukan mana yang lebih bagus , hanya saja porsi jatah “mengurusi” diri sendiri ku kadang menjadi tunggakan.
                Kenapa dari lagu lama? Bukan KSBB ya, tapi menurutku lagu lama itu mengingatkan kita sedang berproses. Lagu lama yang kumaksud bukan lagunya Nike Ardila ya, tapi lagu yang dulu sempat kau simpan, lagu yang mungkin dulu sampai muak kau dengarkan lagi dan lagi. Lagu lama juga menjadi pengingat yang baik bagi proses yang telah kita lalui dan kenapa kita ada di titik ini. Lagu lama membuat kita merasakan suasana yang “dulu”.
                Suasana yang dulu harus bangun pagi karena ada ujian senam, yang harus menunggu jemputan teman untuk belajar kelompok, saat masih menggerombol kesana kemari sampai akhirnya berpapasan di kampus dengan teman-tahun-pertama saja merupakan suatu kesempatan yang jarang. Tak jarang lagu lama juga bisa menyambung kontak dengan siapa dulu kau mendengarkannya. Mengingat kembali, apakah kau pernah ada salah kepadanya.

Manage your note
                Aku terbiasa melepas semua catatan semester laluku di binder dan mengganti nya dengan kertas yang baru. Aku tak suka dengan banyak kertas kosong, apalagi dengan konsep menulis yang lompat-lompat. Well, aku tidak akan mengingatkanmu tentang bagaimana pembuatan kertas juga sedikit banyak berkontribusi pada pemanasan global (walau terbuat dari selected pulp). Tapi bukankah sudah seyogyanya kita hanya menggunakan secukupnya saja?
                Semua kertas catatan dan fotokopian materi semester lalu aku masukkan ke map yang sudah ditulisi per semester. Biasanya akan ada adik tingkat yang dengan senang hati meminjam bahkan juga melengkapi catatanku disitu.  Peletakan yang baik akan memudahkan dalam pencarian, bukan?
                Juga, aku menerapkan sistem mencatat ulang semua yang sudah ada di binder. Bukan di atas kertas, namun di microsoft word untuk selanjutnya aku juga punya directory catatan per semester di flashdisc dan laptop. Jadi jika adik kelas meminjam bentuk hard copy nya, aku masih bisa membaca ulang apa yang pernah aku tulis dalam bentuk soft copy.

Temukan tempat baru
                Bukan, tidak selalu cafe! Datang ke rumah teman juga masuk hitungan. Mampir ke tempat yang membuatmu penasaran juga masuk hitungan. Solat di masjid terdekat saat kau ada kegiatan di sekitar situ, atau terpaksa menelusuri gang kecil dikarenakan jalan utama macet juga masuk hitungan. Karena? Agar kita paham kemana jalan pulang.

Perhatikan dosenmu
                Sekali kali, dalam 14 kali pertemuan itu, perhatikan analogi yang beliau gunakan saat menjelaskan suatu materi. Dengan model ini, kau secara tak langsung bisa tahu sisi personalnya. Apa yang ia suka, teori nya tentang pergolakan di Amerika Latin, buku yang seharusnya kau baca, pengalamannya menjadi pelaut, pengalaman hampir mati nya, stand point nya dalam suatu isu. Guna nya? Memprediksi.
                Memprediksi bagaimana membuatnya memanggil nomor absenmu utnuk maju ke depan karena kau sudah tahu di bagian kelas mana biasanya ia mulai mengedarkan pandangan. Memprediksi apa yang ia ingin mahasiswa nya katakan. Memprediksi di bagian mana paper kita harus dielaborasi lebih jauh. Memprediksi bagaimana kita bisa mengajak beliau berbincang tanpa merasa kaku. Memprediksi output kita dari kelas tersebut.
                Intinya, perhatikan! Tinggalkanlah permainan duel otakmu di saku, tutup aplikasi path mu, dan ignore likes terbaru dari instagram mu. Perhatikan. Karena sesungguhnya knowledge is beyond what meets the eye.

Sugarcube
                Beberapa kesempatan sempet mraktekin ini tapi uda lama engga. Jadi intinya naruh kertas isinya pesan dan kesan pribadi kita ke amplop seseorang. Bisa dimodif dikit dengan ungkapan terima kasih via chat satu per satu ke teman-temanmu yang menemanimu berproses di semester ini.
                Terima kasih tumpangan makan malamnya, terima kasih energi nya buat bikin senyum, dan terima kasih terima kasih lainnya. Tidak harus di akhir semester dan tidak harus di akhir event. Biasakan berkata terima kasih secepatnya.

Check it
                Di post sebelumnya, aku pernah mengatakan aku menemukan pleasure saat memberikan tanda kroscek di agenda. That’s it, ini juga berlaku di challenge list ku. Paper, presentasi, ujian lisan, kerja kelompok dengan teman-teman yang kurang kooperatif, ujian bahasa asing, miskomunikasi dengan teman volunteer, rapat koordinasi acara, materi humor satir dari seniman yang aku      dampingi, atau mendengarkan curhatan teman.
                Dari list yang sudah accomplished ini, kita bisa breakdown achievement kita. Pentingnya? Untuk set new target, untuk mengetahui skill baru apa yang kita punya, untuk mendengarkan dan memahami lebih dalam sesuatu atau seseorang.

                
4 bulan bisa jadi waktu yang sangat panjang juga pendek tergantung bagaimana kau menghabiskannya. Tergantung bagaimana kau merasakan dirimu bermanfaat untuk sekitar. Tergantung nikmat apa yang kau dapatkan dari proses itu. 4 bulan diulang selama 8 kali dan kau akan bertoga. Sudah terbayang berapa banyak lingkaran, tempat, sugarcube dan memori yang kau buat?

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Kreasi dan Konsumsi

Bagaimana kita mencerna berpengaruh terhadap kualitas aksi yang kita lakukan. Apa yang menjadi asupan kita bertindak sebagai bahan bakar semangat. Dan kapan aksi yang kita lakukan menjadi gambaran bagaimana hidup akan berjalan.

Scene 2

                Dia paham disana ada semua yang dicarinya. Disapukannya jemari lentik berwarna nude itu ke antara buku-buku yang disampul plastik rapi. Entah, hari ini dia berakhir tertegun di rak huruf S. Dipandanginya barisan buku itu tanpa ampun. Bukan dia hendak memilih, bukan, dia hanya memastikan tidak ada yang terbalik penempatannya.

On Piece of Believing

As much as I like to have faith in Islam, a piece of belief can never reflect me as a whole. To believe isn’t necessarily represent the beliefs itself. And to believe can never ever tells us what’s wrong with the beliefs. But as a conscious and rational human being, we have to proceed with a given acceptable method (or invent one). To know what’s wrong is to know thyself.

Review Menulis

Terhitung awal Maret, ketekunan menulis di portal ini yang dimulai semenjak Agustus 2015 sedikit terganggu. Sebagai gantinya, bulan ini akan ada banyak tambahan tulisan dari bulan lalu. Sedikit kealpaan di dunia maya penulisan selalu jadi justifikasi paling masuk akal karena beragam tuntutan tanggungan yang menggunung. Tapi untuk membiasakan budaya tidak gampang pamrih dan konsisten, tulisan ini hadir.

Wanita dan Peranannya

Pagi itu kelas keakhwatan di pesantrenku kosong karena ustadzah yang mengampu berhalangan hadir. Jadilah pemandu kami menugaskan kami untuk menulis tentang peran perempuan secara umum. Here's my answer.