Skip to main content

Penakut yang Belajar.

Mengutip quote dari postingan sebelah ...
"you can't get rid of your fears, but you can learn how to live with them".


Aku ingat bagaimana minggu malam kemarin, aku sebegitu takutnya akan hasil minggu ini. Bukan apa-apa memang, bukan tentang menunggu pengumuman-pengumuman lagi, tapi tentang semua hal yang berkonspirasi memenuhi 24 jamku.

Semester 6 sudah menelan korban 4 temanku, mereka masuk Rumah Sakit gegara "terlalu mikir", dan aku masih bertekat gamau jadi posisi kelima. Segitu hebatnya cobaan buat "lulus tepat waktu" buat diganti sama "uda nikah aja".

Sudah lama rasanya aku ga ditolak. "ya kan kamu udah biasa" "kan anak HI pinter ngomong" "aku belum bisa tuh kaya kamu muka tembok" dan yah komentar semacam itu yang keluar saat aku kelar presentasi dadakan gegara ketahuan teler di kelas pelatihan Relawan Ramadhan. Deep down, I know aku masih takut ditolak nanti waktu presentasi ke customers-to-be. Takut penolakan itu bikin aku ga mau nyoba lagi dan lebih milih fokus ke hal yang gampang lainnya.

Hal yang aku tidak terlalu suka, pindah. Harus mengemas semua barang, dan nanti harus mengeluarkan mereka lagi dan decide mana ditaruh mana. Kebayang rempitanya kaya apa dan hari ini kemajuanku buat beberes kamar aja belum bergerak dari angka 0%.

Dan aku kaget kemarin temen jaga boothku bilang "besok Jumat". It means, mode "tahan nafas"ku bisa agak dikendurin dikit.

"Aku cuma perlu ngelarin seminggu ini" berubah jadi "eh serius ga kerasa tiba-tiba Jumat" dengan prestasi aku ga pernah telat UAS dan masih bisa edukasi soal zakat, infaq, dan sedekah tiap waktu.

Jadi, kalau dibikin list lagi apa-apa aja yang aku pelajari seminggu yang epic bin ajaib ini, aku bakal ngoceh....

  1. Takut. Sebelum mengatasinya, kamu harus belajar mengakuinya. 
  2. Pertemukan diri dengan pribadi-pribadi positif lainnya.
  3. Kalau uda ga ada kuliah, jangan merasa kewajiban cari ilmu berhenti
  4. Portal gang masuk Islamic centre di Seturan kalau jam 5.15 belum dibuka
  5. Kantuk itu bisa berarti dua, ujian dan kebutuhan buat istirahat, kudu jeli ngebedain
  6. Susah cari sarapan di bulan Ramadhan gini, adapun nasi nya dingin sisa hidangan sahur, tapi harus tetep makan
  7. Berdiri 8 jam itu bisa bikin kaki kram malamnya, kalau ga biasa
  8. Naikin "standard" motor dulu baru kakinya ngemundurin, kalau ga, entar kena, sakit
  9. Selalu persiapkan kemungkinan hujan
  10. When someone really want to say hi, he will make an effort
  11. Koreksi dan saran sering datang di saat yang "ga tepat" menurut kita
  12. Be friends with go-getter and well-wisher
  13. Syukuri yang dekat-dekat, maka yang jauh akan didekatkan. Syukuri hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis...dan tiba-tiba uda Jumat *masi ga percaya uda Jumat :)
  14. Pengusahaan itu tidak hanya tentang hasil, tapi juga nikmatnya berproses
  15. Speak kindly and smile, menunda anda dari masalah dan menangkal dari beberapa diantaranya

Comments

Popular posts from this blog

Notulensi Majelis Ilmu Jogokariyan : Burung dan Semut #Part1

Untuk pertama kalinya, saya akan mengangkat topik mengenai apa yang saya percaya disini. Meski sudah seyogyanya tiap apa yang kita lakukan berlandaskan percaya, pengangkatan topik yang baru sekarang ini tidak lain tidak bukan merupakan pembuka atas semua tulisan. Penjelasan bahwasanya segala yang saya lakukan (termasuk menulis disini) sebenarnya merupakan implementasi kepercayaan yang saya yakini. Hasil paling akhir dari sebuah proses percaya dan berpikir. Percaya tidak ada apa apanya bukan apabila hanya diamini dalam dada tanpa aksi nyata.

2k16

First of all. Sorry it took some times for the post. Both contributor had to span holidays and we agreed to postpone our writing for the next deadline. So here I am. Writing (dedicated to this blog) for the first time in 2k16.

Pilot: The Beginning of The End

Have you ever think for once that life is short? Even though it's the longest we ever experience Or the more time we have, the more time there is to waste? As counter intuitive as it sounds, if life lasted forever we might never get around to asking someone out on a date, writing a journal, or traveling around the world, because there will always be tomorrow.

About (effective) crying

Lot of things happened recently. And to document what happened isn't easy for me, especially to express it verbally. But recent moments is enough to (again) realize and take a look on something: the more I resist to deny that I never cry, the more I have this ability to recall each tears I've spent on something. The more I want stuff to happen, the more likely it won't happened at all. The more I did not expect something foolishly, the more calmness followed.

Scene 2

                Dia paham disana ada semua yang dicarinya. Disapukannya jemari lentik berwarna nude itu ke antara buku-buku yang disampul plastik rapi. Entah, hari ini dia berakhir tertegun di rak huruf S. Dipandanginya barisan buku itu tanpa ampun. Bukan dia hendak memilih, bukan, dia hanya memastikan tidak ada yang terbalik penempatannya.