Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2017

Wanita dan Peranannya

Pagi itu kelas keakhwatan di pesantrenku kosong karena ustadzah yang mengampu berhalangan hadir. Jadilah pemandu kami menugaskan kami untuk menulis tentang peran perempuan secara umum. Here's my answer.

Awal

Aku selalu kagum pada kata “awal”. Bukankah kita semua punya awal? Kata pertama, pertemuan pertama, pengakuan pertama, dan kematian pertama. Apa yang pada di awal sedikit banyak berpengaruh kepada apa yang ada sekarang, dan sebenarnya, awal adalah akhir dari sesuatu yang lain.

Hujan dan Kantuk

Pernah merasakan ngantuk saat hujan? Atau kenyamanan-kenyamanan berlebih yang hadir saat ribuan rintik menghujam daratan? Atau muncul kedamaian pikiran saat terhempas hujan? I'll tell you what. Hujan dan rasa nyaman itu memang digariskan bersama. Penasaran bagaimana ceritanya?

Tentang bersungguh-sungguh

Secara sederhana manusia terprogram untuk dapat menerima informasi berjumlah tak terbatas dan memprosesnya untuk dijadikan landasan pengambilan keputusan. Proses ini berulang hingga akhir hayatnya. Itulah mengapa algoritma paling mutakhir saat ini memiliki kemungkinan untuk melakukan pengambilan informasi ulang sampai tak hingga. Untuk mengawali tulisan ini saya ingin menitik beratkan pada miskonsepsi tentang kata jihad. Karena sudah seharusnya yang menguasai panggung media virtual adalah kaum literat.

Sebegitunya kah?

"Nabila pernah kan jatuh cinta yang sampe bikin dhag dhig dhug, yang bikin serba salah, yang aneh gitulah pokoknya?" -pertanyaan konfirmasi plus cekikikan di ujung telpon, malam itu-

Kisi Kisi

Dalam perjalanan saya menuju Jogja beberapa waktu lalu, saya dibuat dibuat geleng kepala oleh sekerumunan ibu ibu. Posisi saya saat itu adalah berhenti di sebuah produsen tahu bakso terkenal seantero Pulau Jawa. Saat itu terdapat juga beberapa rombongan rombongan besar. Kemudian selesai memilih belanjaan saya mengantri. Pada dua kasir yang tersedia terlihat satu antrian mengular sementara kasir yang lain hanya berisi dua orang entah kenapa. Lalu dengan sigap saya pun ambil pilihan normal manusia yang tidak ingin mengantri lama. Disitulah saat dimana dua pasukan negara api menyerang menuju ruang antara saya dan orang di depan saya.

Tentang Perseptif

Akan tiba masanya manusia mengkritisi eksistensi hidupnya secara utuh. Saat itu semua keyakinan lama yang telah terpatri bisa menguap. Semua pemikiran bawah sadar yang telah tersusun rapi di benak juga bisa habis tak bersisa. Lalu pertanyaannya, apakah kita bisa mengulang kembali menyusun ketunggalan kita dari serbuk-serbuk kebenaran dengan keyakinan yang hakiki?