Skip to main content

Syarat Kejadian Sebab-Akibat

Bagaimana mungkin permintaanmu yang datangnya kemudian menjadi sebab bagi pemberian-Nya yang sudah ditentukan sebelumnya?
-Bait Al Hikam, Ibnu Atha'illah al-Iskandari-



Beberapa hari belakangan ini aku sering merasa menjadi saksi sebab-akibat kehidupan, setidaknya kehidupanku sendiri.

Lampu merah, mungkin kalau hijau aku akan kecelakaan
Lampu hijau, mungkin Yang Punya Waktu memberi kesempatan aku untuk datang lebih awal

Parkir di pojok karena yang sisa cuma tempat itu, ternyata parkir di situ bikin gampang dikeluarin nantinya

Hanya pertanyaan iseng soal judul buku, tak lama kemudian temanku memberiku buku itu, dan selanjutnya ustadzku memberi tahu bahwa kami akan mengaji buku itu di semester ini

Berawal dari cerita bertopik "tegas dengan diri sendiri" yang bahkan aku sendiri menceritakannya asal-asalan, seorang teman merasa ditemani dalam melalui masa-masa galaunya

Saat diri mulai merasa tak berguna karena semua pengalaman bergaul yang lampau kurang relevan dengan lingkaran yang sekarang, seorang teman membutuhkan akses ke kenalan-kenalan terkait penelitiannya

Mendaftar di kepengurusan luar kampus (karena tahu diri sudah bukan masanya lagi organisasi dakwah di kampus) dan tanpa tahu di divisi mana diterima, malah diterima di divisi ujung tombak dari kepengurusan tersebut

Teman yang dulu sempat bersitegang karena praktek keyakinan yang berbeda, sekarang malah jadi akrab dan dengan senang hati membuatkan daftar "apa yang harus dibaca Nabila"

 Karena gatal memakai sarung tangan, hari ini aku berdoa agar mendung saja, dan malah turun hujan



Sebab-akibat ini kadang membuat kita lupa, bahwa sebenarnya semuanya sudah tertulis. Dan kalau misal benar yang terjadi sesuai keinginan kita, ingat, itu terjadi bukan karena kita berdoa tanpa henti atau pengusahaan sampai titik terakhir. Sederhana saja, di Lauh Mahfudz sudah tertulis begitu dan kita diberi rahmat oleh-Nya untuk menggenapi syarat kejadiannya.


Comments

Popular posts from this blog

Tentang Kreasi dan Konsumsi

Bagaimana kita mencerna berpengaruh terhadap kualitas aksi yang kita lakukan. Apa yang menjadi asupan kita bertindak sebagai bahan bakar semangat. Dan kapan aksi yang kita lakukan menjadi gambaran bagaimana hidup akan berjalan.

Ayah yang Khawatir

Menurutku, semakin kita bertambah dewasa, beberapa istilah yang kita kenal dari kecil akan berubah perwujudan konkretnya di kepala, antara melebar dan mendalam. Kita tidak lagi terpaku hanya pada makna harfiah saja. Istilah hanya digunakan untuk mengerecutkan maksud komunikator kepada komunikan. Pemahaman komunikan, lagi-lagi dipengaruhi  oleh perubahan tersebut.