Skip to main content

Breaking Down in Dawn

Pada Senja Ku Berlutut


Ku langitkan asa saat kartika berkirana
Padanya, tersemat asma
Caraku bercengkerama dalam diam
Menjaga apa yang terpendam
Membebaskan pilu merindu
Hingga surya pun menyapu tirtaku
Karena ku tahu tak boleh begitu lagi saat terik
Saat semua ambisi menjerit
Saat semua insan berpeluh menciptakan masa depan
Saat paling tepat merealisasikan harapan
Andai kau tahu,
Aku hanya tak ingin petang datang
Aku benci menunda urusan
Pada senja,
Hadir nista yang sempat luput
Hilang perkasaku menjadi takut


Maret, 2015

Comments

Popular posts from this blog

2k16

First of all. Sorry it took some times for the post. Both contributor had to span holidays and we agreed to postpone our writing for the next deadline. So here I am. Writing (dedicated to this blog) for the first time in 2k16.

Pengingat untuk Revisi Proposal

Terima kasih kepada panic attack yang tahu diri sudah muncul 3 hari sebelum hari H. Terima kasih atas reaksi yang keluar dari hasil reaksi adenosin tri fosfat pada tengah malam. Terima kasih telah menjaga saya dalam misi revisi latar belakang proposal!

Scene 2

                Dia paham disana ada semua yang dicarinya. Disapukannya jemari lentik berwarna nude itu ke antara buku-buku yang disampul plastik rapi. Entah, hari ini dia berakhir tertegun di rak huruf S. Dipandanginya barisan buku itu tanpa ampun. Bukan dia hendak memilih, bukan, dia hanya memastikan tidak ada yang terbalik penempatannya.

Nasionalisme itu gimana?

Aku tak yakin kapan terakhir kali mendengarkan lagu Indonesia Raya. Dan ya, aku yakin aku akan menukar-nukar liriknya tanpa sadar. Selama 11 tahun upacara bendera dan acara formal lainnya, juga bisa dihitung hanya berapa kali aku memejamkan mata, itupun karena kepanasan.