Mari kita sambut tulisan ini dengan menulis tentang kebetulan-kebetulan yang terjadi paling dekat dari kita. Tentang fase-fase kecil yang mengantarkan kita pada fase lain dalam hidup yang bisa jadi merubah arah hidup kita dalam skala masif. Tentang hal-hal remeh yang menjadi ketidaksengajaan dan malah menjadi penghantar pada hal yang lebih besar.
Sebelum mulai, tulisan pertama tentang notulensi bisa dibaca dimari. Tulisan kali ini hanya akan membahas poin yang didapat dari percakapan lampau hari.
Islam itu agama persaudaraan, bukan muslim namanya kalau tak acuh
Persaudaraan yang terjalin karena percaya pada hal yang sama adalah hal yang istimewa. Bila kau percaya akan hari akhir. Mereka akan memiliki
kedudukan yang mulia yang dicemburui oleh para syuhada, wajah wajah mereka
bagaikan cahaya diatas cahaya. Persaudaraan itu tak cuma berasal dari setetes darah. Dimanapun kalian berada, orang yang percaya apa yang kau percaya adalah sesama saudara.
Persaudaraan (ukhuwah) itu mudah caranya.
Rela. Dibangun atas saling percaya. Dilandaskan pada Yang Maha Merasa. Diiringi iman dan takwa. Dijalankan atas tuntunan Islam yang benar.
Bersaudara itu amal yang sangat mulia.
Ada sebuah judul surat di Quran yang merupakan nama hewan. Kalau kita kaum yang berpikir, bukankah kita seharusnya bisa menarik pelajaran? Sapi sebagai simbol pengorbanan dan penyerahan diri. Semut sebagai simbol kasih sayang.
Furshoh dalam dakwah akan selalu ada, tinggal bagaimana kontribusi kita.
6000 mil mungkin merupakan jarak yang jauh. Namun akan selalu ada cara bisa ditempuh bagi mereka yang mampu di bidangnya. Sebagaimana jarak tersebut merupakan jarak yang ditempuh Hud
Hud untuk menjalankan amanah yang dipegangnya.
Damai itu indah, dan seindah-indahnya kedamaian tercermin dalam bahasa yang santun.
Sesederhana ajakan akan
kedamaian dalam bentuk bahasa. Sesederhana persahabatan antar seorang
raja yang masyhur sebelum adanya perang dunia pertama. Sesederhana paham
Islam yang sempat menjadi poros utama peradaban pada zaman pertengahan.
Sesederhana kelembutan yang perlu dipraktikkan dalam mengajak pada
kebaikan, karena tak akan pernah ada jalan keluar dari kekerasan kecuali
kemungkaran.
Bersaudara itu mulai dari yang hal sederhana saja.
Kau tahu bagaimana pada mulanya Islam bisa berkembang sebegitu pesatnya? Adalah kemurahan hati Sang baginda jawabannya. Dimulai dari tempat dakwah Sang Baginda yang hanya sebatas beberapa kota
hingga mampu menyebar ke seluruh dunia.
Tujuan bersaudara itu kedamaian. Dan kedamaian paling hakiki adalah Islam
Pernah dengar sebuah cerita tentang manusia yang dijamin surga? Beliau enggan menikmatinya sendiri. Beliau tanpa henti mengajak tanpa pernah merasa sudah aman sendiri. Akal dan rasa terhadap sang Maha
menjadi landasan.
Semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment