Skip to main content

Notulensi Majelis Ilmu Jogokariyan : Burung dan Semut #Part2

Mari kita sambut tulisan ini dengan menulis tentang kebetulan-kebetulan yang terjadi paling dekat dari kita. Tentang fase-fase kecil yang mengantarkan kita pada fase lain dalam hidup yang bisa jadi merubah arah hidup kita dalam skala masif. Tentang hal-hal remeh yang menjadi ketidaksengajaan dan malah menjadi penghantar pada hal yang lebih besar.

Sebelum mulai, tulisan pertama tentang notulensi bisa dibaca dimari. Tulisan kali ini hanya akan membahas poin yang didapat dari percakapan lampau hari.
Islam itu agama persaudaraan, bukan muslim namanya kalau tak acuh

Persaudaraan yang terjalin karena percaya pada hal yang sama adalah hal yang istimewa. Bila kau percaya akan hari akhir. Mereka akan memiliki kedudukan yang mulia yang dicemburui oleh para syuhada, wajah wajah mereka bagaikan cahaya diatas cahaya. Persaudaraan itu tak cuma berasal dari setetes darah. Dimanapun kalian berada, orang yang percaya apa yang kau percaya adalah sesama saudara.

Persaudaraan (ukhuwah) itu mudah caranya.
 
Rela. Dibangun atas saling percaya. Dilandaskan pada Yang Maha Merasa. Diiringi iman dan takwa. Dijalankan atas tuntunan Islam yang benar.
Bersaudara itu amal yang sangat mulia.

Ada sebuah judul surat di Quran yang merupakan nama hewan. Kalau kita kaum yang berpikir, bukankah kita seharusnya bisa menarik pelajaran? Sapi sebagai simbol pengorbanan dan penyerahan diri. Semut sebagai simbol kasih sayang.

Furshoh dalam dakwah akan selalu ada, tinggal bagaimana kontribusi kita.

6000 mil mungkin merupakan jarak yang jauh. Namun akan selalu ada cara bisa ditempuh bagi mereka yang mampu di bidangnya. Sebagaimana jarak tersebut merupakan jarak yang ditempuh Hud Hud untuk menjalankan amanah yang dipegangnya. 

Damai itu indah, dan seindah-indahnya kedamaian tercermin dalam bahasa yang santun. 

Sesederhana ajakan akan kedamaian dalam bentuk bahasa. Sesederhana persahabatan antar seorang raja yang masyhur sebelum adanya perang dunia pertama. Sesederhana paham Islam yang sempat menjadi poros utama peradaban pada zaman pertengahan. Sesederhana kelembutan yang perlu dipraktikkan dalam mengajak pada kebaikan, karena tak akan pernah ada jalan keluar dari kekerasan kecuali kemungkaran. 

Bersaudara itu mulai dari yang hal sederhana saja.

Kau tahu bagaimana pada mulanya Islam bisa berkembang sebegitu pesatnya? Adalah kemurahan hati Sang baginda jawabannya. Dimulai dari tempat dakwah Sang Baginda yang hanya sebatas beberapa kota hingga mampu menyebar ke seluruh dunia. 

Tujuan bersaudara itu kedamaian. Dan kedamaian paling hakiki adalah Islam

Pernah dengar sebuah cerita tentang manusia yang dijamin surga? Beliau enggan menikmatinya sendiri. Beliau tanpa henti mengajak tanpa pernah merasa sudah aman sendiri. Akal dan rasa terhadap sang Maha menjadi landasan.

Semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

2k16

First of all. Sorry it took some times for the post. Both contributor had to span holidays and we agreed to postpone our writing for the next deadline. So here I am. Writing (dedicated to this blog) for the first time in 2k16.

Pengingat untuk Revisi Proposal

Terima kasih kepada panic attack yang tahu diri sudah muncul 3 hari sebelum hari H. Terima kasih atas reaksi yang keluar dari hasil reaksi adenosin tri fosfat pada tengah malam. Terima kasih telah menjaga saya dalam misi revisi latar belakang proposal!

Notulensi Majelis Ilmu Jogokariyan : Burung dan Semut #Part1

Untuk pertama kalinya, saya akan mengangkat topik mengenai apa yang saya percaya disini. Meski sudah seyogyanya tiap apa yang kita lakukan berlandaskan percaya, pengangkatan topik yang baru sekarang ini tidak lain tidak bukan merupakan pembuka atas semua tulisan. Penjelasan bahwasanya segala yang saya lakukan (termasuk menulis disini) sebenarnya merupakan implementasi kepercayaan yang saya yakini. Hasil paling akhir dari sebuah proses percaya dan berpikir. Percaya tidak ada apa apanya bukan apabila hanya diamini dalam dada tanpa aksi nyata.

Shed: Tony Robbins's Gold

Some times what we write isn't good enough. For as your writing reflects what your readings are, I believe there is always a good time to feature other's writing. For us to just give it a comment. Not to add or criticize anything over it. So, here's writing from one of my favourite motivational source re-writed by Times. Happy reading!