Skip to main content

Pendakian: Pendatangan

"The wound is the place where the light enters you." - Djalaluddin Rumi

(2/3)
 
Ini tentang hidup yang terus bergejolak. Tentang air yang mengalir dengan riak. Tentang angin yang berhembus dan membuat henyak. Pernahkah terlintas di benak bahwa nafas yang kau hembus bisa menafsirkan banyak apa yang ada di kepala?
 
credit to: lifehack.org
 
Setahun sekali kita akan melewati suatu hari yang bertepatan dengan nomor hari dan nama bulan tahun lahir kita. Banyak orang menyebutnya ulang tahun. Melakukan selebrasi. Merenungkannya. Atau bahkan tak acuh. Bukan apa apa sebenarnya. Tapi jarang dari mereka yang sadar akan waktu yang terlewati tanpa sesuatu berguna. Ah ya, dan aku membahasnya bukan karena aku merayakannya. Aku hanya cukup peduli atas milestone yang terlewat begitu saja seolah manusia tak berdaya apa-apa.

Pada bahasan sebelumnya, grafik menunjukkan akan hubungan tingkat motivasi dan kepuasan. Di bagian kedua ini, sedikit berbeda dari yang pertama, menunjukkan akan tingt kepuasan dan jumlah tujuan.

Tanpa tujuan yang jelas, motivasi semenggebu apapun akan padam sia-sia. Tanpa tenaga yang cukup untuk melaksanakannya, daftar tujuan sesederhana apapun tak akan mampu terlaksana. Dan tanpa motivasi, tujuan apapun akan hambar akan rasa. Ini pembuka.

Jika kau setuju dengan gambar yang tersaji, kau akan menyimpulkan bahwa untuk tiap manusia, akan memiliki jumlah keinginan yang berbeda-beda. Dan pada tiap manusia pula, akan ada jumlah mimpi yang akan dia gapai. Akan ada batas dimana manusia tersebut dapat mencapai apa yang ia inginkan. Dan tentunya akan sangat wajar sebagai manusia dengan fitrahnya untuk berkeinginan tanpa henti jika setelah satu keinginan tercapai, ia akan menginginkan hal lain. Lantas, apakah hal tersebut berarti untuk tiap manusia sebaiknya memiliki sebanyak apapun yang akan dia inginkan?

Nay.

Nay.

Nay.

Kuantitas tidak akan selalu berbanding lurus dengan kualitas. Sesaat setelah batas yang disinggung tadi dilampaui, hanya akan ada kewalahan melanda. Dan atas perbedaan kapasitas tiap individu, seorang tak akan mampu melakukan hal yang sama dilakukan orang lainnya dan berharap akan melebihinya begitu saja. Afterall everyone has their thing, right?

Akan ada suatu masa dimana seorang akan menemukan tujuan hidupnya. Dan saat itu tiba, kita lebih baik bersiap dengan rencana. Kalau tugas kita di dunia ini hanya sementara, lebih baik menyiapkannya, bukan?

Comments

Popular posts from this blog

2k16

First of all. Sorry it took some times for the post. Both contributor had to span holidays and we agreed to postpone our writing for the next deadline. So here I am. Writing (dedicated to this blog) for the first time in 2k16.

Pengingat untuk Revisi Proposal

Terima kasih kepada panic attack yang tahu diri sudah muncul 3 hari sebelum hari H. Terima kasih atas reaksi yang keluar dari hasil reaksi adenosin tri fosfat pada tengah malam. Terima kasih telah menjaga saya dalam misi revisi latar belakang proposal!

Notulensi Majelis Ilmu Jogokariyan : Burung dan Semut #Part1

Untuk pertama kalinya, saya akan mengangkat topik mengenai apa yang saya percaya disini. Meski sudah seyogyanya tiap apa yang kita lakukan berlandaskan percaya, pengangkatan topik yang baru sekarang ini tidak lain tidak bukan merupakan pembuka atas semua tulisan. Penjelasan bahwasanya segala yang saya lakukan (termasuk menulis disini) sebenarnya merupakan implementasi kepercayaan yang saya yakini. Hasil paling akhir dari sebuah proses percaya dan berpikir. Percaya tidak ada apa apanya bukan apabila hanya diamini dalam dada tanpa aksi nyata.

Shed: Tony Robbins's Gold

Some times what we write isn't good enough. For as your writing reflects what your readings are, I believe there is always a good time to feature other's writing. For us to just give it a comment. Not to add or criticize anything over it. So, here's writing from one of my favourite motivational source re-writed by Times. Happy reading!