"The wound is the place where the light enters you." - Djalaluddin Rumi
credit to: lifehack.org |
Setahun sekali kita akan melewati suatu hari yang bertepatan dengan nomor hari dan nama bulan tahun lahir kita. Banyak orang menyebutnya ulang tahun. Melakukan selebrasi. Merenungkannya. Atau bahkan tak acuh. Bukan apa apa sebenarnya. Tapi jarang dari mereka yang sadar akan waktu yang terlewati tanpa sesuatu berguna. Ah ya, dan aku membahasnya bukan karena aku merayakannya. Aku hanya cukup peduli atas milestone yang terlewat begitu saja seolah manusia tak berdaya apa-apa.
Pada bahasan sebelumnya, grafik menunjukkan akan hubungan tingkat motivasi dan kepuasan. Di bagian kedua ini, sedikit berbeda dari yang pertama, menunjukkan akan tingt kepuasan dan jumlah tujuan.
Tanpa tujuan yang jelas, motivasi semenggebu apapun akan padam sia-sia. Tanpa tenaga yang cukup untuk melaksanakannya, daftar tujuan sesederhana apapun tak akan mampu terlaksana. Dan tanpa motivasi, tujuan apapun akan hambar akan rasa. Ini pembuka.
Jika kau setuju dengan gambar yang tersaji, kau akan menyimpulkan bahwa untuk tiap manusia, akan memiliki jumlah keinginan yang berbeda-beda. Dan pada tiap manusia pula, akan ada jumlah mimpi yang akan dia gapai. Akan ada batas dimana manusia tersebut dapat mencapai apa yang ia inginkan. Dan tentunya akan sangat wajar sebagai manusia dengan fitrahnya untuk berkeinginan tanpa henti jika setelah satu keinginan tercapai, ia akan menginginkan hal lain. Lantas, apakah hal tersebut berarti untuk tiap manusia sebaiknya memiliki sebanyak apapun yang akan dia inginkan?
Nay.
Nay.
Nay.
Kuantitas tidak akan selalu berbanding lurus dengan kualitas. Sesaat setelah batas yang disinggung tadi dilampaui, hanya akan ada kewalahan melanda. Dan atas perbedaan kapasitas tiap individu, seorang tak akan mampu melakukan hal yang sama dilakukan orang lainnya dan berharap akan melebihinya begitu saja. Afterall everyone has their thing, right?
Akan ada suatu masa dimana seorang akan menemukan tujuan hidupnya. Dan saat itu tiba, kita lebih baik bersiap dengan rencana. Kalau tugas kita di dunia ini hanya sementara, lebih baik menyiapkannya, bukan?
Comments
Post a Comment