Skip to main content

1437

Tengah bulan Ramadan tahun lalu, pemuda itu ingat betul, jemari ini tengah getolnya memainkan tuts keyboard dalam mensinkronkan permainan tim untuk menghancurkan throne. Tengah bulan Ramadan tahun lalu, pemuda itu ingat betul, jiwanya jauh sekali dari panggilan ilahi. Hanya serpihan-serpihan iman tercecer yang masih menunjukkan jalan kebenaran.

Ramadan 1436 menjumpai seorang pemuda yang sedang runyam hidupnya. Runyam karena sudah satu semester hidupnya tak berprogresi. Runyam karena disaat pemuda tersebut paling butuh bantuan, tak ada ada yang bisa ia mintai. Runyam karena disaat banyak tuntutan kewajiban yang harus ia tunaikan, goyahlah apa yang ia yakini hingga ia mengejar pelarian. Sedih memang. Namun setidaknya ia sadar, ia berjalan di jalan yang tidak benar.

Mengawali bulan dengan ibadah minimal dan tidur seharian, pemuda tersebut hampir terjebur dalam kubangan dosa. Kalaulah tiada pekerjaan yang membuatnya bepergian keluar ruangan, niscaya tak akan pemuda tersebut beranjak. Hanya makan dan bertemu orang alasan yang dapat mengusirnya dari ranjang dan kursi tempat ia bernaung.

Menjalani akhir bulan, pihak berwajib membawanya kembali ke tempat asalnya. Berbagai nasehat dan wejangan sampai terngiang di kepala. Hingga akhirnya diasingkan lah untuk sementara. Tak lain tak bukan untuk mencari nasuha. Merajut kembali sisa-sisa kebaikan yang pernah melintas di lubuk hati. Menambah pundi pundi jariyah yang nyaris minus nilainya.

Bagi sebagian orang, apa yang dialami pemuda tersebut mungkin biasa. Bagi sebagian lainnya, beribu sayang dan iba mungkin terlintas di rasa. Alangkah ruginya golongan yang menyia-nyiakan tamu agung yang tak datang setiap waktu. Alangkah tidak beruntungnya golongan yang menyesal di akhir waktu tanpa berbuat apa apa.

Tulisan ini hadir sebagai notulen bahwa siklus hidup manusia itu kadang tak ada yang bisa mengira. Dan kadsng hadir begitu saja. Semoga apa yang terjadi di 1437 bisa jadi loncatan konsistensi kebaikan untuk tahun-tahun berikutnya. Eid Mubarak!

Comments

Popular posts from this blog

2k16

First of all. Sorry it took some times for the post. Both contributor had to span holidays and we agreed to postpone our writing for the next deadline. So here I am. Writing (dedicated to this blog) for the first time in 2k16.

Pilot: The Beginning of The End

Have you ever think for once that life is short? Even though it's the longest we ever experience Or the more time we have, the more time there is to waste? As counter intuitive as it sounds, if life lasted forever we might never get around to asking someone out on a date, writing a journal, or traveling around the world, because there will always be tomorrow.

Notulensi Majelis Ilmu Jogokariyan : Burung dan Semut #Part1

Untuk pertama kalinya, saya akan mengangkat topik mengenai apa yang saya percaya disini. Meski sudah seyogyanya tiap apa yang kita lakukan berlandaskan percaya, pengangkatan topik yang baru sekarang ini tidak lain tidak bukan merupakan pembuka atas semua tulisan. Penjelasan bahwasanya segala yang saya lakukan (termasuk menulis disini) sebenarnya merupakan implementasi kepercayaan yang saya yakini. Hasil paling akhir dari sebuah proses percaya dan berpikir. Percaya tidak ada apa apanya bukan apabila hanya diamini dalam dada tanpa aksi nyata.

Nasionalisme itu gimana?

Aku tak yakin kapan terakhir kali mendengarkan lagu Indonesia Raya. Dan ya, aku yakin aku akan menukar-nukar liriknya tanpa sadar. Selama 11 tahun upacara bendera dan acara formal lainnya, juga bisa dihitung hanya berapa kali aku memejamkan mata, itupun karena kepanasan.

Introductory

Artist and scientist analyzes the world around them in surprisingly similar ways. We as two, thinker and feeler, have a mission. To document and observe the world around us as if we're never seen it before. To learn from it. And to make a better change of us. This is a museum of our finding. A storage of our thinking and feeling.