Skip to main content

Untitled (yet)

Kau tahu apa yang malam bisikkan pada dedaunan?
Tidurlah sayang, mentari akan menyemangatimu esok
Kau tahu apa kata daun pada sinar?
Terimakasih atas jasamu aku dapat menjadi besar
Kau tahu bagaimana daun menjadikan jalanan penuh berserakan?
Angin dan waktu
Semua jalan kan terbuka pada masanya
Semua rasa kan terungkap sendirinya tanpa pernah kau sadari
Semua harap yang pernah kau ucap akan menunjukkan kemustajabannya
Akankah peluh yang telah terurai teringat dibanding hasilnya?
Pantaskah seorang sahaya meronta atas kebaikan seorang pemilik yang tak tersangka?
Akan tiba rahasia pemilik hati
Akan ada suatu masa semua bisik menampakkan wujudnya
Akan sirna aral menyertainya
Lalu apa guna doa?
Bukankah semua akan teratur sendiri?
Dapatkah bisik hamba diantara mengubah segala?
Bisa
Ada Zat yang senang jika diminta
Ada Zat yang murah hati dengan ketidakmampuan ciptaan Nya
Ada Zat yang dapat memungkinkan segala

Comments

Popular posts from this blog

2k16

First of all. Sorry it took some times for the post. Both contributor had to span holidays and we agreed to postpone our writing for the next deadline. So here I am. Writing (dedicated to this blog) for the first time in 2k16.

Pengingat untuk Revisi Proposal

Terima kasih kepada panic attack yang tahu diri sudah muncul 3 hari sebelum hari H. Terima kasih atas reaksi yang keluar dari hasil reaksi adenosin tri fosfat pada tengah malam. Terima kasih telah menjaga saya dalam misi revisi latar belakang proposal!

Scene 2

                Dia paham disana ada semua yang dicarinya. Disapukannya jemari lentik berwarna nude itu ke antara buku-buku yang disampul plastik rapi. Entah, hari ini dia berakhir tertegun di rak huruf S. Dipandanginya barisan buku itu tanpa ampun. Bukan dia hendak memilih, bukan, dia hanya memastikan tidak ada yang terbalik penempatannya.

Nasionalisme itu gimana?

Aku tak yakin kapan terakhir kali mendengarkan lagu Indonesia Raya. Dan ya, aku yakin aku akan menukar-nukar liriknya tanpa sadar. Selama 11 tahun upacara bendera dan acara formal lainnya, juga bisa dihitung hanya berapa kali aku memejamkan mata, itupun karena kepanasan.