Skip to main content

Let me tell you few things!

  • 1.       Karena perkataan yang baik mampu merubah hari seseorang
    Kita mungkin tak bisa menemani seseorang seharian, 24 jam selama 7 hari untuk tahu apakah ia baik-baik saja. Tapi dengan perkataan yang baik, setidaknya kita berkontribusi untuk memperbanyak alasan untuk tersenyum nya. Terlepas dari definisi cantik yang subjektif dan mungkin apa yang ia berikan tidak sesuai dengan harapan kita, perkataan yang baik akan selalu membuat perbedaan. Mulai hari itu, aku berterima kasih, kepada semuanya, dengan kata-kata yang baik, yang pantas mereka dapatkan atas usaha optimal dan ketulusan.

    2.       Karena sejatinya doa tak pernah sia-sia

    Karena, dulu aku pernah di titik dimana aku hanya bisa mengadu, tidak bisa berbuat apa-apa tentang apa yang sudah terjadi. Doa itu sakral. Doa itu penghambaan yang tulus. Lemah karena memang manusia lemah secara lahir dan batin. Doa itu indah, karena merepresentasikan hubungan antara mahkluk dan penciptanya, tanpa perantara.

    3.       Karena memperbaiki hubungan yang baik dengan orang tua itu keharusan
    Karena, semakin kita bertambah umur tentunya kita paham bahwa banyak pandangan tentang hidup dan hal remeh yang berbeda dengan orang tua kita. Again, it’s normal. Aku? Aku pernah sampai bertengkar dan membuat ibuku menangis, aku pernah ribut dengan bapak samapi beliau tidak mau berbicara denganku. Lagi-lagi, memang kita tidak bisa memilih di keluarga mana kita dilahirkan, tapi percayalah, keluarga yang kita miliki sekarang adalah ibarat kultur optimal yang di-setting Tuhan untuk perbaikan kita untuk kehidupan kita ke depannya.

    4.       Be happy with little things
    Karena, terlalu banyak orang yang bahagianya diukur dari banyaknya likes di akun sosmed mereka. Meraka abai dengan kebahagiaan sederhana dari mencoba sampo baru misalnya, atau menggendong salah satu bayi di panti asuhan sampai mereka tertidur. Ukuran bahagia seseorang sekarang tergantung dari apa yang bisa dilihat oleh orang lain, mereka, akhirnya membohongi skala kebahagiaan mereka sendiri.
    5.       People will forget your words and actions, but they never forget how you make them feel something
    Balik ke poin pertama, penekanannya adalah bukan di kata-kata tapi bagaimana kita menyampaikan dengan baik. Karena walau maksud yang baik disampaikan dengan baik, belum tentu orang lain menerima nya sesuai dengan yang kau maksudkan. Perkecil kemungkinan adanya konflik.
    6.       Jaga diri
    Karena, dirimu hanya bergantung pada seseorang. Kau sering menemuinya saat selesai wudlu dan berkaca.

    7.       Karena sahabat itu kesediaan
    Menjadi sahabat untuk seseorang itu kesediaan. Kesediaan untuk mendengarkan berulang-ulang tentang drama kehidupan orang lain, kesediaan untuk membagi roti sobek oreo, kesediaan untuk menelpon untuk memberi keyakinan dan keberanian secara dadakan.
    8.       Coba hal baru dan jangan ulangi apa yang tak kau suka
    Cukup. Jangan diulangi. Tak perlu memaksa menyukai sesuatu, apalagi seseorang. Yang harus kau ulangi adalah respon mu yang lebih considerable.
    9.       Karena buku yang rapi akan lebih awet
    Sampuli bukumu. Pelajaran kesekian dari ibu. Sampuli buku yang kau pinjam sebagai terima kasih atas ilmu sebagai input untuk diolah lebih lanjut.
    10.   Karena kuliah pagi itu bikin semangat
    Karena anak kos kaya aku, butuh alasan yang agaknya sedikit ”lebih”memaksa untuk bangun pagi dan menjadikannya kebiasaan.
    11.   Karena rapi itu manner paling umum
    Make sure jilbab ga lusuh, buku catatan diberi judul per makul, makan dihabiskan, minum tak bersuara, pisahkan kertas penting dan tak penting. Again, ajaran dari ibu.
    12.   Karena tersenyum itu perlu dilatih
    Karena pada prakteknya, tersenyum itu bisa menjadi hal paling mudah atau paling susah dilakukan. Harus dilatih karena ini salah satu bentuk syukur.
    13.   Karena diam itu perlu dilatih
    Karena kita harus menghormati saat orang lain bicara. Kejadian berulang kali jaman dulu waktu sering dimarahin ortu. Karena diam itu susah.
    14.   Karena mendengarkan itu memahami
    Karena tebakanmu kebanyakan salah.
    15.   Rumah jauh? Perasaanmu saja
    Karena  rumah itu bias jadi langit-langit kosan yang berubah jadi langit biru bersih sungguhan atau selimut di rumah teman atau tawanya atau senyuman dari orang asing.

    16.   Karena dunia itu luas
    Jalan lah pelan tapi rasakan tekstur tanahnya.  Luas bisa melebar dan mendalam. Pilih. Mengertilah bahwa kau selalu punya pilihan.


Comments

Popular posts from this blog

Notulensi Majelis Ilmu Jogokariyan : Burung dan Semut #Part1

Untuk pertama kalinya, saya akan mengangkat topik mengenai apa yang saya percaya disini. Meski sudah seyogyanya tiap apa yang kita lakukan berlandaskan percaya, pengangkatan topik yang baru sekarang ini tidak lain tidak bukan merupakan pembuka atas semua tulisan. Penjelasan bahwasanya segala yang saya lakukan (termasuk menulis disini) sebenarnya merupakan implementasi kepercayaan yang saya yakini. Hasil paling akhir dari sebuah proses percaya dan berpikir. Percaya tidak ada apa apanya bukan apabila hanya diamini dalam dada tanpa aksi nyata.

2k16

First of all. Sorry it took some times for the post. Both contributor had to span holidays and we agreed to postpone our writing for the next deadline. So here I am. Writing (dedicated to this blog) for the first time in 2k16.

Pilot: The Beginning of The End

Have you ever think for once that life is short? Even though it's the longest we ever experience Or the more time we have, the more time there is to waste? As counter intuitive as it sounds, if life lasted forever we might never get around to asking someone out on a date, writing a journal, or traveling around the world, because there will always be tomorrow.

Introductory

Artist and scientist analyzes the world around them in surprisingly similar ways. We as two, thinker and feeler, have a mission. To document and observe the world around us as if we're never seen it before. To learn from it. And to make a better change of us. This is a museum of our finding. A storage of our thinking and feeling.

About (effective) crying

Lot of things happened recently. And to document what happened isn't easy for me, especially to express it verbally. But recent moments is enough to (again) realize and take a look on something: the more I resist to deny that I never cry, the more I have this ability to recall each tears I've spent on something. The more I want stuff to happen, the more likely it won't happened at all. The more I did not expect something foolishly, the more calmness followed.