Skip to main content

Benang Merah

Dalam memperjuangkan hidup, ada banyak alasan untuk lelah dan berhenti di jalan. Pun untuk sekedar melihat mentari terbit dan tenggelam. Banyak pula yang hanya duduk terdiam. Namun dia yang menikmati dan tak pantang menyerah adalah seorang pemenang. Apa yang tertulis setelah ini banyak membahas tentang alasan bertahan. Tetap bertarung meski tak mudah. Terus berusaha meski hasil tak kunjung berbuah.
Dalam proses tersebut banyak hikmah yang bisa diambil. Sebagai rangkuman, tulisan ini merupakan penjelasan tentang sebuah proses terbentuknya alasan, cara berkelanjutan, dan apa yang benar-benar diinginkan ketika selesai berperang: 

If you want to beat talents, use hard-work. If you want to beat hard-work, use talents.
Akan ada masanya seorang harus melawan seorang lain dalam memenuhi keinginan. Yang jelas, untuk menjadi lebih tangguh kita butuh lawan yang lebih berat. Dan lawan yang berat itu dapat dikategorikan menjadi dua: lebih bertalenta, atau lebih rajin. Gunakan yang pertama untuk melawan yang kedua, pun sebaliknya. Lawan punya keduanya? Mudah saja. Tambah variabel exsponensialnya.
Don't settle for good. Demand great.
Diatas langit akan selalu ada langit. Di bawah tanah akan selalu ada tanah. Dan kemampuan manusia sangat terbatas bahkan untuk membatasi diri mereka sendiri melangkah. Jangan batasi dirimu dengan keterbatasan. Batasilah dirimu untuk tidak mundur ketika berubah. Batasilah dirimu batas minimal lebih baik tiap hari
Look back. Be your better best.
Mengacu pada poin sebelumnya, aku percaya tidak akan ada kata terbaik. Terbaik hanyalah entitas yang terikat waktu. Sedangkan menjadi lebih baik tidak. Untuk itu, lihatlah apa kebaikan yang telah kau lakukan sebelumnya. Ubahlah kebaikan itu untuk sedikit demi sedikit menjadi lebih baik hingga proses menjadi baik itu sendiri adalah dirimu sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Kreasi dan Konsumsi

Bagaimana kita mencerna berpengaruh terhadap kualitas aksi yang kita lakukan. Apa yang menjadi asupan kita bertindak sebagai bahan bakar semangat. Dan kapan aksi yang kita lakukan menjadi gambaran bagaimana hidup akan berjalan.

Scene 2

                Dia paham disana ada semua yang dicarinya. Disapukannya jemari lentik berwarna nude itu ke antara buku-buku yang disampul plastik rapi. Entah, hari ini dia berakhir tertegun di rak huruf S. Dipandanginya barisan buku itu tanpa ampun. Bukan dia hendak memilih, bukan, dia hanya memastikan tidak ada yang terbalik penempatannya.

Pilot: The Beginning of The End

Have you ever think for once that life is short? Even though it's the longest we ever experience Or the more time we have, the more time there is to waste? As counter intuitive as it sounds, if life lasted forever we might never get around to asking someone out on a date, writing a journal, or traveling around the world, because there will always be tomorrow.

On Piece of Believing

As much as I like to have faith in Islam, a piece of belief can never reflect me as a whole. To believe isn’t necessarily represent the beliefs itself. And to believe can never ever tells us what’s wrong with the beliefs. But as a conscious and rational human being, we have to proceed with a given acceptable method (or invent one). To know what’s wrong is to know thyself.

Review Menulis

Terhitung awal Maret, ketekunan menulis di portal ini yang dimulai semenjak Agustus 2015 sedikit terganggu. Sebagai gantinya, bulan ini akan ada banyak tambahan tulisan dari bulan lalu. Sedikit kealpaan di dunia maya penulisan selalu jadi justifikasi paling masuk akal karena beragam tuntutan tanggungan yang menggunung. Tapi untuk membiasakan budaya tidak gampang pamrih dan konsisten, tulisan ini hadir.