Tulisan ini dibuat bukan dalam rangka tugas agama membuat khutbah (yakali, uda semester 6 kuliah mana ada pelajaran agama) atau apa, hanya karena terlanjur jadi dan terlanjur telat.
Dalam KBBI, musibah diartikan sebagai kejadian (peristiwa) menyedihkan yang menimpa dan malapetaka; bencana. Meruntut dari arti harfiahnya, agaknya kita bisa mengambil definisi bahwa musibah juga merupakan sesuatu yang tidak diharapkan kejadiannya. Musibah,selain dari beberapa karakteristiknya di atas, juga mempunyai pengertian yang subjektif.
Sama seperti bahagia,
musibah juga mempunyai banyak persyaratan. Terjadinya musibah pada kehidupan
manusia bahkan dijamin oleh kitab suci.
“Dan Kami pasti akan
menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan
buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orrang-orang yang sabar”
(QS. Al Baqarah : 155)
(QS. Al Baqarah : 155)
Untuk pembelajaran
sejarah dan bukti bahwa Allah tidak mengingkari janjinya, adalah disebutkannya
musibah juga telah diderita oleh orang-orang terdahulu.
“Dan sungguh, Kami
telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui
orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta”
(QS. Al Ankabut: 2)
(QS. Al Ankabut: 2)
Setelah memahami bahwa
musibah bukanlah sesuatu yang bisa dihindari, agaknya yang bisa kita ubah
adalah perilaku kita terhadapnya.
“Dan mohonlah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh
berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”
(QS. Al-Baqarah : 45)
(QS. Al-Baqarah : 45)
Banyak ditekankan pula
dalam hadis, bahwa obat jiwa untuk umat Islam hanyalah sabar dan shalat. Iya,
obat jiwa. Penting untuk dipahami betapa pentingnya olah jiwa dan rasa dalam
menghadapi suatu musibah dalam hidup. Obat jiwa ini adalah sabar. Arti kata
sabar adalah menahan. Dalam pengertian yang lebih luas dapat dikatakan bahwa
sabar adalah perilaku menahan diri dari sesuatu yang tidak disenangid an
berusaha menerima dengan rida’ sesuatu yang sedang menimpanya.
“Apakah kamu mengira
bahwa kamu akan masuk surga, padahall belum nyata gai Allah orang-orang yang
berjihda diantara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar”
(QS. Ali Imran : 142)
(QS. Ali Imran : 142)
“Kebajikan itu bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah
(kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainyakepada kerabat,
anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir),
peminta-minta dan untuk memerdekakan hamba sahay, yang melaksanakan salat dan
menunaikan zakat, orang-orang yang menepati jani apabila berjanji, dan orang
yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka
itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al Baqarah :177)
(QS. Al Baqarah :177)
“Katakanlah (Muhammad),
“Wahai hamba-hamab-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi
orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memeproleh kebaikan. Dan bumi
Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya
tanpa batas.”
(QS. Az-Zumar : 10)
(QS. Az-Zumar : 10)
Setelah mengetahui
keutamaan sifat sabar ini, diharapkan kita dapat mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Tidak hanya dapat menentramkan jiwa, sabar juga dapat membuat kita
merasa senantiasa dalam perlindungan Allah. Sebagaimana hadis dari nabi
Muhammad SAW, yang mengatakan bahwa semua perkara orang mukmin adalah unik.
Sungguh mengherankan perkara seorang mukmin itu, sesungguhnya semua
perkaranya itu baik baginya, dan itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali hanya
untuk orang mukmin. Jika seorang mukmin itu mendapat kesenangan lalu kemudian
dia bersyukur (hanya kepada Allah) niscaya ia akan mendapatkan kebaikan
baginya. Dan jika dia ditimpa musibah lalu bersabar, maka itu juga sebuah
kebaikan baginya. (HR. Muslim)
Comments
Post a Comment