Pada ranah praktis, manusia itu bisa disebut sebagai makhluk paling lemah. Dibanding dengan ciptaan yang lain, ia hanya diciptakan dari segumpal tanah. Sebuah substansi yang ada paska bereaksinya substansi lain berupa energi. Bandingkan saja dengan cahaya dimana ia bisa menjadi sebuah substansi maupun bentuk energi, atau api yang padanya tercipta hangat, hasrat, dan kibasan simbol khidmat. Tapi kenapa justru dari kehinaan tersebut, semua substansi lain dipersujudkan kepadanya? Bagaimana logikanya hal ini bisa dirunut terjadi? Apa yang membuat tanah tersebut berbeda dari substansi lainnya? Tiga pertanyaan tersebut akan menjadi bahasan utama tulisan yang akan kalian baca seterusnya ini.